2014 in review

The WordPress.com stats helper monkeys prepared a 2014 annual report for this blog. Alhamdulillah! ❤

Here’s an excerpt:

A San Francisco cable car holds 60 people. This blog was viewed about 3,300 times in 2014. If it were a cable car, it would take about 55 trips to carry that many people.

Click here to see the complete report.

Gara-gara STP (Singapore Tourist Pass)

backpack.sg_

Dari Harborfront, kami mengikuti penunjuk jalan menuju stasiun bawah tanah MRT. Yang ternyata cuma di bawah pelabuhan aja.

Karena ilmu per google an, Aku tau sedikit informasi tentang STP atau kartu ajaib yg “murah” untuk turis-turis hemat seperti kita. Singapore Tourist Pass. Fungsinya adalah untuk naik semua transportasi publik sepuasnya dalam kurun waktu tertentu sesuai pembelian. Seperti yang tertulis di atas kartu, ada tiga transportasi publik yang bisa diakses dengan STP yaitu bus, MRT dan LRT. Harga kartunya 20$ per orang, berlaku selama 24 jam. Lebih hemat lagi harga @26$ berlaku selama 2×24 jam alias 2 hari.

Perlu diketahui pemirsa, ada sedikit pertengkaran gegara STP ini. Berbekal 50$ singapore, uang di dompetku yang tinggal 10$ lenyap ditelan mesin ticketing karena ketidaktahuanku tentang si STP ini. Wal akhir, abah uring-uringan karena kita gak punya dollar lagi 😀

Setelah menghindari kemarahan Abah, aku menuju palang pintu portal MRT, mendekati bapak-bapak penjaga, yang tersenyum ramah. Lalu aku menceritakan keluh kesahku (yaelah), apakah STP ini langsung bisa digunakan,apakah uang 10$ yang tertelan bisa kembali, kalau bisa gimana caranya, dan naek kereta apa menuju Merlion Park. Bapakitu dengan gamblang menjawab dalam bahasa inggris. Pada dasarnya, harga nominal STP per hari adalah 10$, yang akan dikembalikan 10$ nya ketika kartu dikembalikan di ticket office setiap stasiun, termasuk refund uang yang tertelan itu. Lalu bapak baik hati itu memberiku sebuah peta MRT dan melingkari dengan pulpen merah stasiun Raffles Place. Aku berterimakasih sambil berpamitan, menempelkan STP di palang portal dan masuk. Abah yang mengamati dari jauh akhirnya mendekat.

“Abah bisa masuk juga kan?” Sambil menahan tawa, aku mengangguk pasti.

Tak apalah katrok sementara. Jadi tahu apa yang sebelumnya tak tahu… tanpa uang sepeserpun, kami dengan enjoy menuju China town dan Bugis Street. Setelah sedikit perang dingin. 🙂

SAM_0517  *ini sedikit gambaran suasana di dalam SMRT. Efisien dan selalu ramai peminat.

Menyebrang ke Negara Tetangga

Seminggu yang lalu, 24 Oktober 2015 aku mendadak berkesempatan mengunjungi Negara tetangga, Singapura. Berbekal nekat, paspor dan satu ransel baju ganti, hari sabtu siang aku menginjakkan kaki pertama kali di Batam. Gak usah takut bepergian sendiri, selalu aja ada kejutan! Selama terbang dari Semarang transit di CGK/SOekarno hatta airport, aku dapet temen baru. namanya Syifa. Jadi gak bosen selama 2 jam an.

Kenapa transit di Batam dulu, tidak langsung Singapura?

Sebenernya akan lebih murah dan efisien jika beli tiket ke Changi, Singapura langsung. Karena harga tiket Semarang-Batam rata-rata lebih dari 700ribu dan masih harus beli tiket fast ferry dari Batam ke SG. Tapi karena sponsor utamaku (Abah) hari sabtu masih bekerja di Batam, Aku jalan-jalan dulu aja lah di Batam. Itung-itung bisa ngerasain naik fast ferry 😀

Sabtu pukul 11.30 wib, tepat ketika pesawat landing, batam sedang diguyur hujan deras! Walopun kena basah, tapi seneng juga lihat ujan sederas itu setelah berbulan-bulan tidak pernah liat. Oke kembali ke tiket fast ferry. Belilah tiket di agen terpercaya. Karena belum tentu semua agen itu jual harga bagus 🙂 Kalo bisa juga jangan beli di pelabuhan langsung, karenaharganya bisa selangit.

Untuk tiket PP, kemarin aku dapat 1 tiket @275ribu. Dapat digunakan kapan saja. Tinggal kapan checkin d pelabuhannya. Ini termasuk harga miring, karena biasanya harga PP Batam Centre-Harbourfront sekitar 400rb an. Rejeki anak solehah hihi

SAM_0504

Nah, selanjutnya, minggu pagi, dari hotel PIH (Pusat Informasi Haji, Hotel nuansa Islami setingkat bintang 2 yang recommend buat keluarga yang mau wisata di Batam). Aku dan Abah berjalan kaki sekitar 500 meter ke arah pelabuhan Batam Centre. Jangan lupa bikin paspor dulu ya, soalnya kamu gak bakalan bisa keluar tanpa paspor.  :p

Sebelum masuk ferry kamu akan melewati bilik Imigrasi; mendapatkan secarik kertas (semacam pengganti visa on arrival mungkin) yang kemudian rada rempong ketika balik ke SG dari Johor, Malaysia (selengkapnya,next chapter).

Gak ada masalah apapun d imigrasi, waktu penyebrangan sekitar 45 menit. Udah berasa Singapura nya ketika dari jauh terlihat gedung-gedung menjulang tinggi di sebuah pulau mungil. Sayangnya, asap memang agak merusak pandangan mata. Sedikit tips, ketika ditanya-tanya di Imigrasi Harbourfront, jangan gugup dan jawab saja apa adanya. Kemarin aku cuma ditanya, “mau ngapain?” “Ya jalan-jalan lah pak.”

worldtradecentre_02

Anyway, Welcome to Singapore!

Menunggu Tulisanmu

Aku selalu menunggu tulisanmu. Karena darimana lagi aku bisa mengenalmu dengan leluasa jika bukan dari tulisanmu? Teruslah menulis, karena suatu hari nanti aku akan mewujudkan salah satu keinginanmu. Aku pasti datang…

@suaracerita

Salah satu cara jatuh cinta paling indah adalah melalui tulisan. Jatuh hanya dengan membaca sebuah tulisan; buah pikiran jiwa dan perasaan.. AH gakuat lg baca! ga kuatt! :))