Ingin Naik Kapal

Alhamdulillah kelar juga baca ‘Rindu’. Efeknya, jadi tau kayak apa orang-orang naek haji di jaman dulu. Naek kapal! Ya, kapal!

Perjalanan yang sangat panjang, karena butuh waktu berbulan-bulan untuk kembali lagi ke Tanah Air. Melewati laut dan samudera, hingga tiba di pelabuhan Jeddah, Saudi Arabia. Tidak akan seperti naik pesawat, misalnya, yang hanya butuh waktu belasan jam dari Indonesia…

Namun di balik lamanya perjalanan kapal menuju Jeddah, pengalaman hidup di kapal selama berminggu-minggu mengasyikkan dan takkan pernah terlupakan. Setidaknya, itulah yang kurasakan dari sudut panjang seorang gadis mungil yang lucu, satu tokoh menggemaskan yang terdapat di novel ‘Rindu’ nya Tere-Liye. Langit terlihat jauh lebih indah dari tengah samudra, entah siang ataupun malam. Pun, penumpang dapat melihat makhluk-makhluk laut yang tidak akan bisa ditemukan selain di lepas samudera…

Uh, dek Anna, jadi pengen naek kapal juga nih! :3 #hope #someday

Kisah Tania dan Danar

Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin. Dia membiarkan  dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya…”

Ungkapan di atas adalah salah satu kutipan dari novel favoritku, karangan Tere-Liye. Dalam beberapa hal terdapat beberapa kesamaan cerita antara aku dan tokoh utama, Tania. Tapi yang jelas, Aku tidak secantik dan sepintar Tania 😀

Salah satu hal yang bisa bikin banting novel yang lagi kubaca adalah saat membaca kisah tentang dua orang yang saling mencintai tetapi tidak berakhir dengan happy ending.Yang bikin mak jleb lagi, keduanya sama-sama tidak pernah mengungkapkan perasaannya masing-masing sampai salah satu di antara mereka telah menikah, dengan orang lain pastinya. *nyesek*

Kisah Danar dan Tania inilah salah satunya…

Danar ‘menemukan’ Tania dan adiknya di dalam sebuah mikrolet di Jakarta, saat mereka tengah mengamen. Waktu itu kaki Tania terluka akibat paku. Tania tak punya cukup uang untuk membeli sepasang sandal. Melihat kondisi Tania yang kesakitan menahan paku di kakinya, Danar pun menolongnya. Dia mengobati luka Tania dan membelikannya sepatu baru. Pertemuan itu, selanjutnya, akan merubah hidup Tania selamanya…

img-20130428-01054

Janji-janji kehidupan yang lebih baik untuk Tania

Ayah Tania sudah meninggal beberapa tahun yang lalu karena sakit parah. Karena tidak ada tabungan yang tersisa dan Ibu tidak bekerja, Akhirnya Tania terpaksa meninggalkan bangku sekolah dan mengamen bersama adiknya. Saat bertemu Danar, Tania masih berumur 10 tahun dan Danar 25 Tahun. Bagaikan seorang malaikat, Danar membawa Tania dan keluarganya menuju kehidupan yang aman dan nyaman dari kerasnya hidup di jalanan, bahkan menyekolahkan Tania dan adiknya. Continue reading