Ravie de te recontrer, Norma

Belajar bahasa Prancis bukan perkara mudah buatku. Bunyi bahasa Prancis melulu menggunakan tenaga dalam, maksudku tenggorokan 😀 yang membuat orang sepertiku mengerahkan tenaga ekstra hanya untuk berlatih melafalkannya. Maka aku takut jika bertemu orang prancis. Takut kalo mereka tidak mengerti bahasa Inggris (aku pernah membaca sebuah artikel yang bercerita tentang keengganan orang Prancis belajar bahasa Inggris dari zaman Napoleon).

Tapi akhirnya aku dipertemukan juga dengan cewek Prancis beberapa minggu yang lalu. Untungnya, tidak seperti yang kutakutkan, cewek cantik ini sangat fasih berbahasa Inggris… sehingga perkenalan kami menjadi seru karena bisa nyambung 🙂

Kadang menunggu itu menyenangkan juga

Salah satu hal yang sebisa mungkin kuhindari adalah menunggu! Tapi kadang saat terpaksa tak ada pilihan yang lain, apa boleh buat, aku tetap harus menunggu. Siang itu aku sedang menunggu jam terbang selama dua jam ketika aku melihat ada sebuah tempat kosong untuk duduk di pojok ruangan. Aku tersenyum kepada pasangan Bule yang duduk tepat di sebelahku dan sekadar berbasa-basi apakah mereka sedang liburan, dilihat dari tas ala backpacker mereka. Karena si cewek bule menjawab pertanyaanku dengan fasih dalam bahasa Inggris, aku dengan iseng bertanya,”so, where are you come from?” “I and my boyfriend from France,” jawabnya. Sempat melongo sejenak sebelum menguasai diri lagi, akupun mengomentari bahasa Inggrisnya yang fasih untuk ukuran non native speaker (kayak aku, huek 😀 )

4147_1168115482947_7141814_nLalu kami berkenalan…

<— this is Norma
Continue reading

That Man

That man…

jika aku lagi nulis sesuatu yang absurd n gak jelas kayak gini, bisa dipastikan detektor galau dalam hatiku emang lagi berkedip-kedip merah. wkwkwk lanjut yah..

Kenapa sih kok akhir-akhir ini tulisanku berubah jadi agak aneh gini? hmmmm.. sebenernya, kalo ditarik mundur ke masa laluku ada benang merahnya sih. Tapi tidak seutuhnya ini tentang aku. Sebagian tentang cerita teman-teman, curhatanku dengan Ummi, dan harapan seorang gadis kecil…

I-dont-like-that-man.-I-must-get-to-know-him-better

Ummi, bagaimana Ummi bisa bertemu laki-laki seperti Abah?

Aku selalu bertanya apapun yang ingin kutanyakan pada Ummi, even about this 😉

Ummi bertemu Abah sejak duduk di bangku SMA saat duduk di kelas 2. Abahku waktu itu sudah menjadi guru di salah satu SMK Negeri di kota. Karena payung organisasi yang sama, mereka pun dapat saling mengenal satu sama lain. Seiring bergulirnya waktu.. secara tak terduga beberapa tahun kemudian Abah datang ke rumah untuk ‘nembung’ Ummi ke kakekku. Yang bingung akhirnya bukan cuma Ummi, tapi Mbak Kapung (Kakekku) pun juga melongo. Pasalnya, laki-laki yang selama ini dikenal dekat dengan Ummi bukanlah Abah. Lalu Ummi pun beristikhoroh memohon petunjuk pada Allah.. Sedangkan, dalam ruang tamu, pembicaraan terus berlanjut. Mbah Kapung ternyata langsung menerima pinangan Abah tanpa persetujuan dari ummi… Continue reading

Kota Cahaya dan Gadis Palestina

Camera 360

How was Madinah?

Madinah dulunya bernama Yatsrib. Namun semenjak kedatangan Rasulullah ke kota ini, beliau merubah namanya dengan sebaik-baik nama; Madinah Al-Munawwaroh… Kota cahaya…

Ahlan wa sahlan bi Madinatil Munawwarah!

Pesawat landing dengan mulus di bandara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, alhamdulillah. Hanya perlu waktu 1 jam setengah terbang dari Abu dhabi. Suasana padang pasir mulai terasa… ditambah dengan bahasa arab yang terdengar dari sana-sini; pengeras suara, petugas imigrasi bandara, pun beberapa orang yang tengah bercakap-cakap di dekatku.

Bumi para Nabi, Rumah Rasulullah… kami datang!

Continue reading

Sebuah Motto Lama yang (AMPUH) Part 1

language is not everything but everything without language is nothing

bahasa bukanlah segalanya tetapi segalanya tanpa bahasa takkan menjadi apa-apa..
keepcalmstudio-com-crown-get-curious-and-learn-languages    Motto di atas adalah motto lama bagian pengembangan bahasa (central language improvements/CLI) dulu di Ma’hadku tercinta. Motto itu nggak muluk-muluk kok. Karena memang begitu adanya. aku membuktikannya ketika untuk pertama kali merasakan udara di luar negeri tercinta lewat kesempatan umrah.

Ceritanya begini. Aku dan keluarga ikut penerbangan tengah malam Etihad Airways menuju Abu Dhabi, UAE. Rombongan umrah kami boarding di terminal 2 bandara Internasional soeta pukul 01.00 WIB. Perbedaan begitu terasa dari pesawat yang kunaiki sebelumnya *gausah sebut merk* waktu memasuki pesawat Etihad melalui garbarata. Sambutan dari Mas-mas dan mbak-mbak pramugari (otomatis bule semua) yang welcoming banget membuat penumpang yang baru masuk merasa nyaman. Begitulah yang kurasa, setidaknya. 😀

Aku, Umi, Nuha dan abah duduk berderetan. Kebetulan seat kami agak di bagian belakang. Oia pesawat ini cukup besar, setidaknya dari informasi yang kubaca di papan depan garbarata, dapat memuat 500 penumpang. Jadi untuk sampai di seat, kami melewati 3 kamar mandi yang membatasi beberapa kabin: satu kabin khusus Diamond class (first class) dan tiga kabin coral economy class (seat ku). Dua kabin terdepan diidominasi oleh mas-mas dan mbak-mbak bule.

Continue reading

Merenovasi Blog?

download

 

Baru-baru ini ada satu blog yang terus aku ikuti, yang isi tulisannya adalah curhatan. Yup! curhatan… Ternyata curhatan juga bisa jadi bahan postingan yang sangat menarik, karena bahasa yang digunakan ngga terlalu resmi dan terkesan mengalir.

Dan..

terserah mau bahas tentang apapun. Masalah pribadi, keluarga, hobi, bahkan komentar so whatever-lah tentang drama korea terakhir yang baru aja ditonton pun sah-sah aja *malah aku paling suka baca ulasan tentang korean  wave dari sini-> @http://erryandriyati.blogdetik.com/ soalnya ulasannya unik dan beda dari yang lain. Aku paling suka opini yang Bibiteliti bikin tentang Logika Drama Korea. Asli bikin ngakak, tapi emang bener gitu sih. Continue reading