Nuansa Surgawi

Beberapa minggu yang lalu, sebelum menginjakkan kaki di tanah Arab, aku tak pernah membayangkan akan tinggal hanya 150 meter jauhnya dari Masjid Nabawi. Masjid madani. Masjid tanda peradaban Muslim pertama di dunia. Masjid Rasulullah. Air mataku menetes satu-satu ketika melangkahkan kaki dari hotel menuju Masjid Nabawi, sambil menghirup napas dalam-dalam, merasakan setiap detik momen itu…

Pasar Masjid

Aku menginap di hotel Mubarok Al-Masi, hanya satu blok sampai ke gerbang Masjid sisi kanan pojok. Dari hotel menuju masjid, aku melewati pasar dadakan di sepanjang blok, membujur panjang para penjual parfum, kerudung, Al-qur’an, dan lain-lain… Yang paling membuat hati miris, masih ada saja pengemis-pengemis diantara para pedagang Masjid itu di Kota semakmur Madinah.

Indonesia, murah.. murah.. Khamsa riyal, lima riyal..

Teriakan-teriakan berbahasa arab bercampur aduk dengan teriakan pedagang yang mencoba berbahasa Indonesia. Waktu itu masuk pertengahan bulan rajab, yang artinya jumlah pengunjung dari tanah air sedang tinggi-tingginya. Para pedagangpun menawarkan dagangannya dengan sedikit bahasa indonesia agar terdengar familiar di telinga orang kita.

Nuansa Surgawi

Satu hal yang sangat kuingat dari cerita Mbah Mun, Abah atau Ummi tentang masjid Nabawi adalah tentang secuil taman dari Surga di dalam masjid yang bernama Raudhah. Aku sangat ingin mengerjakan sholat di sana. Tetapi perlu satu judul khusus untuk membahas Raudhah ini. Karena cara masuknya sangat antre dan membutuhkan kesabaran ekstra. Untuk jamaah perempuan tidak setiap waktu bisa mengunjungi Raudhah. Peminat Raudhah sangat tinggi karena dikenal sebagai tempat yang mustajab (do’a akan terkabul jika kita berdo’a di Raudhah). Karena antrean itulah jamaah umrah rombonganku baru bisa memasuki Raudhah keesokan harinya. Alhamdulillah kami berkesempatan mengerjakan beberapa rakaat shola Dhuha di sana…

Satu hal yang membuat setiap orang yang mengunjungi masjid nabawi bersemangat untuk melaksanakan jamaah sholat yaitu karena semua orang terlihat berlomba-lomba pergi ke masjid sebelum waktunya, masjid selalu ramai diisi oleh orang yang beribadah… benar-benar kental akan nuansa surgawi. Bacaan surat dalam sholat di Masjid Nabawi pun panjang-panjang, membuat sholatku semakin tuma’ninah.

Zam-zam di setiap sudut

Tak perlu takut kehausan selama di dalam masjid Nabawi karena banyak terdapat galon-galon air zamzam hampir di setiap penjuru masjid.Tak perlu repot juga membawa botol karena memang telah disediakan pula fasilitas untuk minum-gelas plastik dari kerajaan saudi Arabia. Pokoknya, selama di sana, kita bisa fokus ibadah.. Ibadah.. dan hanya ibadah sepuasnya!

Ya Allah, terimalah ibadah kami…

Al-Qur’an Cahayaku

Menjelang ramadhan ini tayangan TV mulai lebih berkualitas. Siang hari beberapa stasiun TV nasional berlomba-lomba menayangkan kompetisi Hafiz Qur’an Anak-anak. Pada salah satu progrm Hafiz TV tersebut ada seorang anak yang baru berusia 6-7 tahun an, sudah bisa menghafalkan beberapa juz Al-Qur’an sekaligus terjemahannya! Dia mampu menerjemahkan hafalannya dengan cara memperagakan tubuh dengan lincah.

Maha suci Allah, Allah Maha besar!!! *nangis terharu, terenyuh, speechless*al-quran-juga

Aku dan Al-Qur’an

Aku lahir dan besar di tengah kota santri Kaliwungu. Sebuah kota dengan nuansa Islam yang kental; pondok dan pesantren menjamur dimana-mana, Mushola dan Taman Qur’an ramai manusia dari yang muda hingga tua.

Aku tinggal di rumah nenekku sejak dalam kandungan hingga berumur 3 tahun. Di depan rumah nenekku bahkan terdapat sebuah pondok pesantren Khusus laki-laki yang membuat suasana kampung kian ramai. Dengan nuansa Islam yang kental seperti itu, sangat mudah menjangkau pendidikan Al-Qur’an usia dini di kota ini. Begitupula aku. Aku sudah familiar dengan huruf hija’iyyah (huruf kanji Arab, red) sejak aku mulai lancar berbicara dan fasih melafalkan A ba ta tsa ja… Continue reading

Mengurus Umrah itu Mudah :)

pasporSetiap muslim yang berkesempatan melaksanakan umrah dan haji pasti merasa jauh lebih lega, karena berhasil melaksanakan rukun Islam terakhir-Haji. Tidak setiap orang mempunyai kesempatan untuk bisa mengunjungi rumah Allah meskipun dia masih sehat, kaya, dan merasa mampu pergi. Karena terkadang, saat uang dan kesehatan ada, pekerjaan yang menumpuk yang ternyata menggagalkan seseorang untuk pergi Haji. Pun ketika pekerjaan luang dan uang ada, kesehatan sedang dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan haji maupun umrah.

Maka Aku sangat bersyukur dapat mengunjungi dua tanah haram; Madinah Al-Munawwarah dan Makkah Al-Mukarromah bersama orang-orang yang sangat kucintai, Abah, Ummi, dan Adik. Tanpa persiapan yang matang, hanya dalam 2 minggu persiapan super kilat yang memaksakan diri, Aku dan keluargaku dapat melaksanakan Ibadah umrah. Alhamdulillahirabbil ‘Alamin…

Ketidaksengajaan yang membawa berkah

Abah sama sekali tidak berencana umrah di bulan mei lalu. Selain dollar-nya belum genap terkumpul, pertimbangan nilai tukar rupiah yang masih sangat rendah juga membuat ummi enggan untuk pergi umrah saat itu. Jadi abah memutuskan lebih baik umrahnya ditunda dulu.

Ummi adalah anggota pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Muhammadiyah Kendal, yang pada bulan mei lalu tengah mengurus keberangkatan perdana jama’ah umrah (Selama ini KBIH Muh Kendal hanya memberangkatkan jama’ah Haji saja). Karena jumlah pendaftar perdana sangat minim, pengurus KBIH yang lain mendesak ummi untuk ikut serta pergi umrah untuk meambah jumlah jama’ah. Ummiku dilema. Di satu sisi masih enggan, tetapi bagaimanapun juga, sukses tidaknya umrah perdana KBIH ini tergantung oleh keputusan ummiku untuk iut serta atau tidak. Setelah pertimbangan sehari semalam, Abah memutuskan untuk mendaftarkan kami semua untuk umrah bulan itu juga. H-2 minggu sebelum keberangkatan. Nekat!

“Soal uang tak usah dirisaukan, Allah pasti kasih jalan keluar. Semoga umrah di bulan Rajab ini membawa berkah untuk kita semua,” -Abah-

Continue reading

Kota Cahaya dan Gadis Palestina

Camera 360

How was Madinah?

Madinah dulunya bernama Yatsrib. Namun semenjak kedatangan Rasulullah ke kota ini, beliau merubah namanya dengan sebaik-baik nama; Madinah Al-Munawwaroh… Kota cahaya…

Ahlan wa sahlan bi Madinatil Munawwarah!

Pesawat landing dengan mulus di bandara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, alhamdulillah. Hanya perlu waktu 1 jam setengah terbang dari Abu dhabi. Suasana padang pasir mulai terasa… ditambah dengan bahasa arab yang terdengar dari sana-sini; pengeras suara, petugas imigrasi bandara, pun beberapa orang yang tengah bercakap-cakap di dekatku.

Bumi para Nabi, Rumah Rasulullah… kami datang!

Continue reading

Abu Dhabi Session One

Camera 360

Alhamdulillah, rombongan kami yang bertujuh belas orang sampai di Bandara Int’l Abu Dhabi jam 9 waktu Abu Dhabi. Abu Dhabi adalah ibukota dari Uni Emirat Arab yang baru-baru ini menjadi terkenal karena film Stars Wars. Tapi sayangnya kunjunganku nggak ada hubungannya dengan film itu. Rombonganku hanya singgah beberapa jam karena pesawat yang kami naiki transit disini. That’s all.

 

Thanks to Penemu Tablet!

Awalnya kukira rombonganku bakalan piknik semacam city tour di Abu Dhabi. Karena dari booklet serba-serbi perjalanan dari agen travel disebutkan bahwa kita akan transit selama 8 jam di Abu Dhabi… OMG! 8 jam tanpa city tour atau kegiatan apapun.. Apa Aku dan rombongan bakalan terlantar selama 8 jam dalam suhu 12 derajat Celcius tanpa persediaan selimut dan bantal? Sigh

Aku dan Nuha adalah rombongan termuda, mayoritas dari rombonganku adalah kakek-kakek dan nenek-nenek. Jadi miris banget deh liat kondisi mereka di bawah suhu AC yang sangat dingin. Kalau tau gini jadinya kan tadi bisa bawa selimut n bantal dari pesawat… ckckck

Untungnya, Nuha tak lupa membawa dua tablet PC dari rumah (itupun abah, umi, aku n nuha masih aja rebutan) plus roll cabel nya. Seperti ACnya yang duingin, wiFi nya pun banter alias super cepat. Setelah itu mari berterima kasih kepada penemu Tablet PC… Setidaknya 8 jam ke depan aku gak bakalan cengok gak ngapa-ngapain. *dan kemudian cari colokan*

Menunggu itu…

1 jam berjalan lambat… banget. Aku paling gak tahan nunggu. Maka dari itu kuputuskan untuk jalan-jalan di sekitar Gate 54 (takut nyasar, soalnya kalo gak salah ada sekitar 100an gate gitu) yang akhirnya aku berhasil menemukan kamar mandi. Lumayanlah bisa mandi air anget dan ganti baju. Tak lupa abis mandi mampir mushola buat sholat dhuha. Pokoknya apa aja yang bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu 8 jam.. lakukan! *hss Continue reading

Hello, Abu Dhabi

10

yeah… finally here I come Abu Dhabi…

Tak kusangka, Abu Dhabi-lah negara luar Indonesiya yang pertama kali kukunjungi–karena untuk sampai ke tempat tujuan, semua penumpang pesawat E*** yang terhormat harus transit dulu di Bandara Internasional Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Bandara Internasional Abu Dhabi bisa dibilang adalah rumahnya Etihad Airways. Di setiap sudut dapat dipastikan terdapat logo maskapai Etihad…

Aku baru tau.. ternyata Etihad adalah sponsor club Manchester City *emang dasar buta bola*. 😀

Continue reading