Titik Temu

Di dunia ini, ada saja orang yang jatuh cinta karena tulisan. Ada juga yang jatuh cinta karena kebaikan tutur kata, bahkan karena suara.

Jatuh hanya dengan alasan yang sederhana. Tidak membutuhkan kejadian yang dramatis. Semua mengalir begitu sederhana.

Dulu, aku sering bertanya, ”Mengapa orang bisa bersatu tanpa bertemu terlebih dahulu?”. Tidak saling kenal. Dulu, di masa kakek nenek kita mungkin. Sekedar tahu alamat rumahnya saja menjadi bahagia. Setidaknya, menjadi tahu kemana surat cinta harus dikirim.

Kini aku tahu bahwa perasaan itu bisa tumbuh tanpa pertemuan. Hanya saling tahu dari jarak yang jauh. Hanya saling berkirim kabar. Hanya saling mencari tahu satu sama lain. Aku menjadi tahu bahwa pertemuan tidak selalu menjadi awal mula segalanya, tapi rasa ingin tahu.

Siapakah orang itu?
Siapakah gerangan dia?
Siapa namanya?
Mengapa dia begitu menarik?
Mengapa dia begitu baik?
Darimana datangnya?

Dan sejumlah pertanyaan yang menjadi titik awal juga titik temu.

Rumah, 22 April 2014 | ©kurniawangunadi

Now, I really believe about it :’) #faithful

Taylor Swift Wannabe

Before going to main discussion, I just wanna make straight that I am just an ordinary fan of Taylor Swift, not kind of maniac. 😉
I heard Tay’s song for the first time six years ago when I was in high School by the title “Love Story” ~we were both young when I first saw you, I closed my eyes and the flash back started..~ The lyric is nice and I enjoy listening that song so much, until now…
image

Maybe because Tay is just three years older than me therefore we have the same teenage taste in common. Haha..
Her hit songs nowadays are ‘We are never getting back together’, ‘I know you were trouble’, ‘Red’, ’22’ etc.
And I’m so happy knowing that her birthday is exactly as same as me: 13 december (except year, she was born in 1989). We almost twin!! 🙂 ❤ ❤ ❤
Our love story is not same
As we know, Tay has a complicated love story since she became famous. Her relationship cannot remain longer than a half year.. sad.. I hope you’ll meet a right man soon, dear Tay,, and so will I (amiin).
Broke up made her rich
If I were a singer… ouch I wanna be a productive song writer like her. She made almost all of her own songs. Some of them based on her experience and her friend’s stories.
Once I read an article mentioned that one of her song is based on her latest relationship and became hits! Tay the incredible!! ❤
Most people had a long heart healing after broke up and need time to move on from their past relationship. But in Tay's hand, heart healing, moving on and broken heart makes her even more productive to write songs… She could make billion dollars from that awful experience :3
Last but not least, I just wanna say…
If I were Taylor Swift.. I could make money from broken heart and move on faster.. finding the next perfect man I'll meet 😀

Refresh Ulang

Bukan hanya komputer dan mesin saja yang butuh di refresh ulang, di service, agar fungsinya bisa berjalan dengan baik. Rupanya manusiapun juga perlu di refresh kehidupannya. Allah sang pencipta tahu kebutuhan manusia yang satu ini. Mungkin karena itulah Allah menambahkan bulan Syawal dari sebelas bulan lainnya sebagai bulan yang fitri, suci. Bulan yang di dalamnya terdapat momen untuk saling memaafkan segala kealpaan manusia. Bulan untuk memulai hidup lagi dengan awal yang baru. Start fresh…

Indahnya hamparan permadani hijau itu…

Yang paling kusuka dan kutunggu setelah Ramadhan berakhir adalah melaksanakan Sholat Ied di hamparan rumput. Sholat yang sangat down to earth, menyatu dengan alam… dengan hamparan rumput hijau sebagai tempat untuk bersujud bagaikan sebuah permadani hijau nan luas dan langit biru sebagai atapnya. Manusia berdampingan membentuk shaf yang rapih, berderet-deret menghadap kiblat, menyembah Sang Penciptanya. Ah, satu momen yang langka yang hanya ada saat Idul Fitri, Idul Adha dan Sholat Istisqa’ (Sholat meminta air hujan).

Esensi dari Idul Fitri benar-benar terasa saat melakukan sholat Ied di lapangan terbuka. Continue reading

What a Funny Life

Jika kita bisa menikmati setiap proses yang ada pada hidup kita maka kita tak akan pernah merasa bosan” -anonymous columnist-

Life-has-a-funny-way-of-bringing-you-saying-quotesPertama kali baca quote itu aku gak bisa langsung ngeh apa yang dimaksud oleh sang kolumnis majalah tersebut. Dan setelah bertahun-tahun waktu terlewati sejak itu finally aku agak sedikit paham maksud sang kolumnis–bahwa hidup sederhananya adalah tentang menikmati setiap proses dan tentang melawan rasa bosan ketika menjalaninya…

*saking lolanya mencerna maksud quote itu, aku harus mengalaminya sendiri untuk memahaminya* 😦

Becoming a right person

Sedih sebenernya mengawali tulisan ini dengan kata ‘harusnya’. Tapi memang aku akan sering menggunakan kata itu seterusnya. Seharusnya dari dulu aku menulis rutin. Seharusnya dari dulu aja aku curhat ceplas ceplos dengan Ummi. Seharusnya dari dulu aku gendut. Seharusnya juga dari dulu aku melakukan apapun yang aku suka selama itu masih dalam tahap kewajaran. Ahhh… ‘seharusnya’ yang menyebalkan!

Saat menulis artikel ini umurku 21 tahun 6 bulan 28 hari 22 jam 4 menit. Aku masih enggan menyebut diriku sendiri seorang wanita dewasa. Karena pada dasarnya aku belum merasa bisa mempertanggung jawabkan status kedewasaanku ituh…

dan memang aku masih terlihat seperti aku empat atau lima tahun lalu *sumpah ini gak boong, gak ngarang*. Tadi siang aku bersama keluarga silaturahmi di beberapa rumah sanak saudara. Aku masih aja ditanya gimana sekolahnya di Jawa Timur? Sekarang kelas berapa?
Continue reading

Ravie de te recontrer, Norma

Belajar bahasa Prancis bukan perkara mudah buatku. Bunyi bahasa Prancis melulu menggunakan tenaga dalam, maksudku tenggorokan 😀 yang membuat orang sepertiku mengerahkan tenaga ekstra hanya untuk berlatih melafalkannya. Maka aku takut jika bertemu orang prancis. Takut kalo mereka tidak mengerti bahasa Inggris (aku pernah membaca sebuah artikel yang bercerita tentang keengganan orang Prancis belajar bahasa Inggris dari zaman Napoleon).

Tapi akhirnya aku dipertemukan juga dengan cewek Prancis beberapa minggu yang lalu. Untungnya, tidak seperti yang kutakutkan, cewek cantik ini sangat fasih berbahasa Inggris… sehingga perkenalan kami menjadi seru karena bisa nyambung 🙂

Kadang menunggu itu menyenangkan juga

Salah satu hal yang sebisa mungkin kuhindari adalah menunggu! Tapi kadang saat terpaksa tak ada pilihan yang lain, apa boleh buat, aku tetap harus menunggu. Siang itu aku sedang menunggu jam terbang selama dua jam ketika aku melihat ada sebuah tempat kosong untuk duduk di pojok ruangan. Aku tersenyum kepada pasangan Bule yang duduk tepat di sebelahku dan sekadar berbasa-basi apakah mereka sedang liburan, dilihat dari tas ala backpacker mereka. Karena si cewek bule menjawab pertanyaanku dengan fasih dalam bahasa Inggris, aku dengan iseng bertanya,”so, where are you come from?” “I and my boyfriend from France,” jawabnya. Sempat melongo sejenak sebelum menguasai diri lagi, akupun mengomentari bahasa Inggrisnya yang fasih untuk ukuran non native speaker (kayak aku, huek 😀 )

4147_1168115482947_7141814_nLalu kami berkenalan…

<— this is Norma
Continue reading

Surat dari Ummi

Saat aku duduk di bangku SMP dan SMA aku sangat akrab dengan dunia korespondensi via pos karena Ummiku. Merantau dari rumah di usia yang masih sangat belia, yang pada waktu itu belum ramai gadget seperti sekarang. Boro-boro gadget, warnet saja sangat jauh dari asrama dan aku tidak diperbolehkan membawa telepon genggam ke dalam asrama. Satu-satunya hiburan dan obat kangen rumahku adalah surat bulanan dari ummi yang dikirim lewat Pos Indonesia…

Puisi-Cinta_RomantisSetiap bulan aku dan ummi saling bertukar surat-sekali kirim bisa beberapa halaman hvs sekaligus 😀 . Seingatku, itulah momen-momen termesra dari hubungan putri dan Ibu antara aku dan ummi…”

Obat rindu..

Hidup ratusan kilometer jauhnya dari orang tua di usia itu memang sangat berat. Ditambah, posturku yang sangat mungil di usia 11 tahun sebenarnya membuat abahku mengurungkan niat untuk mengirimku ke sekolah berasrama. Tapi Akhirnya Abah bisa tabah. Aku pun tinggal, bersekolah dan tumbuh berkembang jauh dari orang tua sejak saat itu..

Alhamdulillah, selama 6 tahun yang berat di sana, aku menyelesaikan pendidikanku di Pesantren Putri Al-Mawaddah, Ponorogo, Jawa Timur.

Apakah selama 6 tahun itu aku melaluinya dengan baik-baik saja? tentu saja tidak… Hanya saja, surat-surat kiriman dari Ummi bisa jadi adalah obat rinduku akan rumah, penenang saat sedih, dan mulai saat itulah aku jadi suka menulis… Karena Ummi selalu menulis surat panjang-panjang, otomatis aku pun tak mau kalah dengan menulis surat yang jauh lebih panjang untuk Ummi. Mungkin karena itulah aku bisa bertahan menikmati ketidakerasananku dan terus bersabar menyelesaikan studiku di Ponorogo.

Kangen surat-suratan

Di tengah dunia serba internet saat ini, aku kangen banget surat-surat konvensional seperti yang Ummi kirim dulu. Lebih bermakna, dan terasa banget pesannya..

Tapi di zaman super canggih dimana sepersekian detik email yang dikirim sudah sampai di tujuan yang berada ribuan kilometer jauhnya di lain benua… Apa masih ada nih orang yang ribet-ribet nulis surat terus mengirimnya via pos?

Ahhh *mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang*

That Man

That man…

jika aku lagi nulis sesuatu yang absurd n gak jelas kayak gini, bisa dipastikan detektor galau dalam hatiku emang lagi berkedip-kedip merah. wkwkwk lanjut yah..

Kenapa sih kok akhir-akhir ini tulisanku berubah jadi agak aneh gini? hmmmm.. sebenernya, kalo ditarik mundur ke masa laluku ada benang merahnya sih. Tapi tidak seutuhnya ini tentang aku. Sebagian tentang cerita teman-teman, curhatanku dengan Ummi, dan harapan seorang gadis kecil…

I-dont-like-that-man.-I-must-get-to-know-him-better

Ummi, bagaimana Ummi bisa bertemu laki-laki seperti Abah?

Aku selalu bertanya apapun yang ingin kutanyakan pada Ummi, even about this 😉

Ummi bertemu Abah sejak duduk di bangku SMA saat duduk di kelas 2. Abahku waktu itu sudah menjadi guru di salah satu SMK Negeri di kota. Karena payung organisasi yang sama, mereka pun dapat saling mengenal satu sama lain. Seiring bergulirnya waktu.. secara tak terduga beberapa tahun kemudian Abah datang ke rumah untuk ‘nembung’ Ummi ke kakekku. Yang bingung akhirnya bukan cuma Ummi, tapi Mbak Kapung (Kakekku) pun juga melongo. Pasalnya, laki-laki yang selama ini dikenal dekat dengan Ummi bukanlah Abah. Lalu Ummi pun beristikhoroh memohon petunjuk pada Allah.. Sedangkan, dalam ruang tamu, pembicaraan terus berlanjut. Mbah Kapung ternyata langsung menerima pinangan Abah tanpa persetujuan dari ummi… Continue reading

Virus ’20’

20 tahun memang masih terdengar muda, tetapi bagaimana dengan 21 tahun? Apa yang seharusnya dilakukan wanita seumuran itu? Menyelesaikan Kuliah dan lanjut S2? Bekerja? Cari pasangan hidup? Atau bahkan… Menikah? *ups daleeem*

20ans_20Dua tahun yang lalu mungkin aku sempat berpikiran untuk nikah muda. Masih terekam jelas, gedung pusat januari 2012.. cuaca sore itu sangat sejuk dan agak mendung. Aku bersama empat cewek cantik; mbak Ulfa, mbak Hayu, Laely dan Linda rencananya hanya pengen rapat tentang rundown acara try out snmptn bulan depan di tempat paling strategis buat rapat di kampus.
Ujung-ujungnya, karena dimoderatori mbak ulfa yang paling senior di antara kita, topik yang dibahas malahan tentang hasrat ingin menikah cewek umur 20an.. buahahaha, asli, tanpa sadar dialog tentang hasrat ingin menikah itu terus mengalir di sela sela udara sejuk sore itu.. 😀 Continue reading

Ramadhan: Keluarga Berformasi Lengkap

Ramadhan memang bulan yang penuh berkah. Dengan segala keistimewaannya, Ramadhan-lah yang membuat keluarga-keluarga muslim di dunia yang biasanya hidup terpisah dapat bersatu kembali. Keluargaku salah satunya…SAM_0316

Thanks, Ramadhan! :*

17-21 Ramadhan: Minggu tersibuk

Minggu ini adalah minggu terberat bagi Ummi, karena menjalani puasa selama 1 minggu sendirian di rumah. Aku pergi ke Jogja, Abah pelatihan di Bogor, sedangkan Adikku, Nuha, masih menjalani program Muhajir Hijrah di Bantul. Saking kesepiannya, Ummi mengundang Mbak Nia (murid Ummi angkatan 2006) yang sama-sama puasa sendirian, untuk menemaninya menginap di rumah. Maaf ya ummi.. ninggalin kerjaan banyak.. tukang cuci piring, baju, buang sampah, teman curhat, off dulu selama minggu ini 😀

Padahal minggu itu termasuk minggu tersibuk selama Ramadhan. Aku harusnya bantuin panitia zakat yang lain di kampung, Nuha ngadain pesantren kilat di SD, Ummi juga ngadain acara pelantikan cabang Muhammadiyah Purin plus pembagian santunan Dhu’afa, plus juga, pengajian akbar dan buka bersama… *buahahaha.. heboh kan acaranya panjang banget.. Continue reading